MATERI KELAS XII SMK PAMERAN, KRITIK SENI, MEDIA, ALAT, BAHAN, DAN TEKNIK BERKARYA SENI RUPA

Prosedur Dan Tata Cara Penyelenggaraan Pameran Seni Rupa - Penyelenggaraan pameran seni rupa ditentukan oleh langkapnya elemen-elemen yang terlibat didalamnya. Namun, kelengkapan tersebut tidak ada artinya apabila tidak mampu menjalankan tata cara penyelenggaraan yang benar. Prosedur penyelenggaraan pameran seni rupa secara garis besar adalah tahap perencanaan pameran, tahap persiapan pameran dan tahap pelaksanaan pameran.

 A. Tahap perencanaan pameran yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menyusun Kepanitiaan Penyelenggaraan Pameran. Suatu pameran atau pargelaran yang baik untuk saja membutuhkan sistem yang baik pula pengorganisasiannya terarah, mulai dari susunan kepanitiaan rangkaian jadwal kerja dan kegiatan sampai pelaksanaan pameran yang telah direncanakan. pengorganisasian seperti ini hanya mungkin terjadi apabila dikelola oleh Sistem organisasi yang tertata. keorganisasian untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat insidental dan sementara seperti pameran atau pagelaran ini disusun dalam bentuk panitia. susunan kepanitiaan sebuah pameran karya seni rupa setidaknya harus terdiri dari:
• Penanggung jawab kegiatan.
• Penasihat dan Pembina kegiatan yaitu ibu dan bapak guru pengajar seni budaya.
• Ketua panitia beserta wakilnya.
• Sekretaris dan wakilnya.
• Bendahara dan wakilnya.

Panitia mini yang terdiri atas ketua, sekertaris, dan bendahara ini harus didukung oleh perangkat kerja yang ada dibawahnya, yang meliputi: seksi pameran yang terdiri atas sub-subseksi (pengumpulan karya, pengaturan ruang pameran dan penempatan), Seksi perlengkapan, seksi dokumentasi, seksi humas dan publikasi, seksi transportasi dan seksi-seksi lainnya


2. Menentukan Tema Pameran. Tema merupakan titik pusat yang mewarnai serta menjiwai seluruh kegiatan dan proses kreasi dalam sebuah pameran. Dengan kata lain tema adalah jiwa dari suatu kreasi. Penentuan tema ini akan dapat dilakukan dengan cara memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijadikan pedoman berikut ini.
• Dalam rangka Apakah kegiatan pameran itu diselenggarakan?
• Bagi Siapakah pemeran itu dilaksanakan?
• Apa tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan pameran tersebut?

3. Menentukan Jenis Pameran Jenis pameran yang dimaksud adalah pameran tunggal atau pameran kolektif, pameran satu jenis karya atau bermacam karya seni rupa.

 4. Menentukan Tujuan Pameran Tujuan pameran dipilih yang mengacu pada nilai-nilai edukatif. Tujuan pameran ini dirumuskan bersama-sama oleh seluruh panitia.

5. Menentukan Sasaran Pameran Sasaran pameran dapat bermacam-macam, dapat diperuntukkan bagi siswa sekolah yang bersangkutan saja, bagi para orang tua siswa, atau terbuka bagi umum. sasaran pengunjung pameran ini akan menentukan Sebesar apa pameran yang akan dilaksanakan tersebut.

6. Menentukan Tanggal Pelaksanaan Pameran Sebagai Target Kerja Kepanitiaan. Penentuan tanggal untuk pameran di lingkungan sekolah dikaitkan dengan proses pembelajaran, sehingga sebaiknya dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran.

7. Menyusun Proposal Pameran Penyusunan proposal kegiatan sangat bermanfaat dalam kegiatan persiapan pameran. Proposal kegiatan dapat digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pameran. Selain itu, proposal ini juga dapat digunakan untuk mencari dana dari berbagai pihak (sponsor) untuk membantu kelancaran penyelenggaraan pameran. Secara umum sistematika isi proposal biasanya yang mencakup: latar belakang, tema, nama kegiatan, landasan atau dasar penyelenggaraan, tujuan kegiatan, susunan panitia, anggaran biaya, jadwal kegiatan, ketentuan sponsor dan lain-lain.

B. Tahap Persiapan Pameran Yang Terdiri Atas Langkah-Langkah Seperti Berikut:

1. Mengumpulkan Karya Seni Yang Akan Dipamerkan karya seni rupa yang akan dipamerkan Pada kegiatan pameran karya seni rupa di sekolah terdiri atas dua jenis yaitu karya seni rupa dua dimensi dan karya seni rupa 3 dimensi .

2. Menyeleksi Karya Yang Akan Dipamerkan Hasil karya yang dikumpulkan untuk pameran adalah karya yang sudah terseleksi terlebih dahulu sehingga karya yang akan dipamerkan adalah karya yang berbobot atau memiliki mutu yang baik.

3. Mempromosikan Kegiatan Pameran Dan Menyiapkan Dokumen Pameran. Promosi yang dilakukan berkaitan dengan sasaran pengunjung yang ditargetkan. jika sasaran pengunjung adalah masyarakat luas, maka promosi harus dilakukan secara maksimal dengan mencetak poster, plakat dan spanduk yang dipasang di luar lingkungan sekolah. Tetapi, jika sasaran pengunjung hanya siswa dan orang tua siswa, maka cukup membuat beberapa poster yang ditempel pada papan pengumuman sekolah. Adapun orang tua dapat diundang melalui surat undangan.

 4. Mempersiapkan Tempat Dan Ruang Pameran Beserta Seluruh Perlengkapannya. Pameran atau pergelaran yang ideal memerlukan tempat yang baik dan memenuhi persyaratan. Tempat itu harus mampu mendukung seluruh aspek pameran dan bisa ditata dengan mudah. Selain itu, faktor pencahayaannya pun harus memenuhi persyaratan. Tempat ideal yang dapat digunakan untuk pameran ini adalah aula sekolah.

5. Menata ruang pameran serta karya karya yang akan dipamerkan. Penataan karya yang dipamerkan dilakukan atas dasar pertimbangan berdasarkan jenis, ukuran, warna, tinggi rendah pemasangannya.

6. Mempersiapkan Dan Mengatur Letak Meja Informasi Dan Meja Penerima Tamu. Kedua aspek ini jangan sampai terlupakan, karena memiliki fungsi yang penting bagi keterlaksanaannya jalannya pameran.

C. Tahap pelaksanaan pameran yang terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menerima tamu undangan pada hari pertama dan mempersilahkan mereka untuk mengisi buku tamu.
2. Membagikan katalog pameran kepada pengunjung pada saat memasuki ruang pameran.
3. Pembukaan pameran dilakukan oleh Kepala Sekolah sesuai jadwal yang ditentukan. Pengunjung yang hadir pada saat pembukaan adalah pengunjung yang khusus diundang pada acara tersebut. Pengunjung lain dapat memasuki ruang pameran setelah acara pembukaan selesai.
4. Selama berlangsungnya pameran, panitia yang bertugas memberikan informasi harus selalu siap jika ada pengunjung yang berminat pada salah satu karya yang dipamerkan, maka panitia segera memberikan tanda pada karya tersebut. Bahkan, jika ternyata peminat tersebut bersedia membayar harga yang ditetapkan, maka dibawah label karya tersebut dipasang tanda terjual. Ketika pameran berakhir, Karya-karya yang telah dibeli peminat segera dikemas dan dikirimkan ke alamat pembeli dalam keadaan rapi dan tidak rusak.
5. Tahap evaluasi dan pelaporan. Segera setelah pelaksanaan pameran, seluruh panitia berkumpul dan mengevaluasi seluruh kegiatan. Segala keberhasilan dan kekurangan dicatat dan dilaporkan oleh masing-masing komponen kepanitiaan. Kemukakan berapa jumlah karya yang dipamerkan berapa yang diminati oleh pengunjung, berapa yang terjual, serta berapa yang diperoleh. Setelah seluruh data ditampung, susunlah laporan pertanggungjawaban penyelenggaraan pameran dan sampaikan kepada kepala sekolah. Setelah itu, kepanitiaan dibubarkan.

2. Unsur-Unsur Dalam Pelaksanaan Pameran Karya Seni Rupa Dalam pelaksanaannya pameran seni rupa memiliki banyak unsur atau elemen yang terlibat. Setiap unsur ini memiliki peran dan kepentingan dalam keberhasilan dalam penyelenggaraan pameran seni rupa. Unsur-unsur pameran seni rupa tersebut adalah:
1. Karya seni rupa Karya seni rupa merupakan unsur pertama yang harus ada dalam pameran karya seni rupa. Karya seni rupa yang dapat dipamerkan bias berupa karya seni rupa dua dimensi maupun karya seni rupa tiga dimensi. Jumlah karya seni rupa yang akan dipamerkan juga menjadi hal yang sangat penting pula untuk di perhatikan, karena akan berkaitan dengan aspek-aspek yang lain dalam suatu penyelenggaraan pameran seni rupa.
2. Ruang dan Tempat Pameran Ruang dan tempat pameran yang dipilih dalam suatu pameran seni rupa sebaiknya di sesuaikan dengan karya atau jenis pameran. Misalnya pameran lukisan sebaiknya dilaksanakan di dalam ruangan dengan persyaratan-persyaratan tertentu, serta untuk pameran patung yang terbuat dari bahan-bahan batu, logam atau semen dapat dilaksanakan di luar ruangan dengan pengamanan yang baik
3. Kepanitiaan atau Penyelenggara Pameran Penyelenggara pameran adalah kelompok yang mengatur dan bertanggung jawab dalam terlaksananya kegiatan pameran seni rupa. Yaitu termasuk dalam pengamanan karya-karya seni rupa yang dipamerkan. Penyelenggara pameran juga menjadi perantara bagi seniman dengan pengunjung dalam memberikan penjelasan atas karya-karya yang dipamerankan, khususnya jika karya seni tersebut diminati untuk dibeli pengunjung tersebut.
4. Pengunjung Pameran Pengunjung pameran adalah masyarakat yang mengapresiasi karya-karya yang dipamerkan. Kehadiran pengunjung dalam sebuah pameran dapat menjadi tolak ukur keberhasilan dalam penyelenggaraan pameran. Oleh karena itu, untuk menarik minat pengunjung yang banyak perlu dibutuhkan strategi promosi yang baik, sehingga dapat menjangkau masyarakat lebih luas terutama para kolektor seni.
5. Peralatan Pameran Peralatan yang berada didalam acara pameran harus sesuai dengan kebutuhan. Pada galeri-galeri besar, peralatan ini biasanya sudah ada. Akan tetapi untuk gedung-gedung umum yang akan digunakan untuk penyelengaraan sebuah pameran belum tentu ada, sehingga panitia atau penyelenggara pameran harus menyediakan sendiri. Peralatan tersebut berupa panel, partisi, ataupun system pencahayaan. Peralatan tata lampu harus baik, terutama jika pameran berlangsung sampai malam hari.

KRITIK KARYA SENI
Kritik karya seni adalah kegiatan menanggapi karya seni guna menunjukan kelebihan dan kekurangan suatu karya seni. Kelebihan dan kekurangan dalam karya seni tersebut digunakan dalam berbagai aspek serta untuk menunjukan kualitas dari sebuah karya. Selain itu, kritik karya seni juga digunakan sebagai standar untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil berkarya seni. Orang yang melakukan kritik terhadap sebuah karya seni dan budaya orang lain atau dirinya disebut dengan kritikus. Tanggapan dan penilaian dari seorang kritikus ternama sangat mempengaruhi persepsi penikmat kualitas sebuah karya seni serta dapat mempengaruhi harga jual atau penilaian ekonomis. Berikut ini merupakan landasan yang harus ada sebelum menyampaikan sebuah kritikan :
• Pengalaman yang cukup dalam materi kritik.
• Keilmuan dan pengetahuan yang relevan.
• Menguasai penerapan metode kritik yang tepat.
• Menguasai media kritik atau kebahasaan yang efektif dan komunikatif.

Fungsi Kritik Seni
Kritik seni memiliki fungsi utama yakni menjembatani persepsi dan apresiasi karya seni rupa antara seniman, karya, dan penikmat seni. Selain itu, fungsi kritik seni yang lainya adalah kritik dengan gaya bahasa tulisan maupun lisan berusaha melakukan analisa, mengupas, dan diharapkan dapat memudahkan seniman dan penikmat seni berkomunikasi lewat karya seni.

Jenis Kritik Seni
Kritik seni dibedakan menjadi 4 macam dengan ciri khusus yang berbeda-beda. Berikut ini merupakan jenis-jenis kritik seni.
Kritik Jurnalistik 
Kritik jurnalistik biasanya ditulis untuk para pembaca surat kabar dan majalah ataupun disampaikan secara terbuka. Kritik jurnalistik bertujuan untuk memberikan informasi mengenai berbagai peristiwa dalam dunia kesenian. Jenis kritik yang satu ini berisikan ulasan ringkas yang jelas tentang sutu pameran, pementasan, konser, atau jenis pertunjukan lain.
Kritik Pendagogik
Kritik pendagogik bertujuan mengembangkan bakat dan potensi artistik-estetik peserta didik supaya memiliki kemampuan mengenali bakat dan potensinya. Jenis kritik pendagogik memiliki ciri-ciri diterapkan dalam kgiatan proses belajar mengajar dalam lembaga pendidikan kesenian. Kritik pendagogik dikembangkan oleh guru kesenian.
Kritik Ilmiah 
Kritik ilmiah atau disebut juga dengan kritik akademi. Kritik ini melakukan pengkajian nilai secara luas, mendalam, dan sisematis, baik dalam menganalisis maupun mengkaji banding kesejarahan critical judgment. Sifat penilain kritik ilmiah adalah mutlak. Selain itu, kritik ini juga bersifat terbuka dan siap dikoreksi oleh siapa saja demi penyempurnaan dan mencari nilai karya seni yang sebenarnya.
Kritik Populer
Kritik populer berkembang di seluruh dunia. Ciri kritik populer adalah suatu gejala umum dan kebanyakan dihasilkan oleh para kritikus yang tidak ahli, terutama dilihat dari aspek profesionalisme kritisme seni.

Bentuk Kritik Seni
Berdasarkan titik tolak dan landasan yang digunakan, pendekatan kritik seni di bagi menjadi 3 macam, yaitu sebagai berikut.
Pendekatan Formalistik 
Kritik seni formalistik mengasumsikan bahwa kehidupan seni mempunyai dunia sendiri, artinya terlepas dari realitas kehidupan keseharian yang kita alami. Seorang tokoh kritikus formalis, Clive Bell berpendapat bahwa art is to be art, must be independent and self suficient. Kriteria kritik formalis untuk menentukan ekselensi karya seni adalah significant form, yakni kapasitas bentuk seni yang melahirkan emosi estetis bagi pengamat seni.
Pendekatan Ekspresivisme
Teori seni ekspresif menganggap karya seni sebagai ekspresi perasaan manusia. Kritik seni ekspresivisme menentukan kadar keberhasilan seni atas kemampuannya membangkitkan emosi secara efektif, intensif, dan penuh gairah.
Pendekatan Instrumentalistis 
Teori seni instrumentalistis menganggap bahwa seni sebagai sarana guna memajukan dan mengembangkan tujuan moral, agama, politik, dan berbagai tujuan psikologis dalam kesenian. Seni dipandang sebagai instrumen guna mencapai tujuan tertentu, nilai seni terletak pada manfaat dan kegunaannya bagi masyarakat. Para kritikus instrumentalis berpendapat bahwa kreasi artistik tidak terletak pada kemampuan seniman untuk mengelola material seni atau pun pada masalah internal karya seni.

Tahapan Dalam Kritik Seni
Berdasarkan beberapa pendekatan dalam kritik seni, tahapan-tahapan kritik seni dapat di uraikan sebagai berikut.
Deskripsi 
Deskripsi adalah tahapan guna menemukan, mencatat, dan mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa adanya, serta tidak berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan. Supaya kita dapat mendeskripsikannya dengan baik, seorang kritikus harus mengetahui istilah-istilah teknis yang umum digunakan dalam dunia seni rupa.Tanpa mengetahui istilah-istilah tersebut seorang kritikus akan kesulitan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan seni rupa.
Analisis Formal
Analisis formal adalah tahapan yang digunakan untuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya. Dalam tahapan yang satu ini, seorang kritikus harus memahami unsur-unsur seni rupa dan prinsip-prinsip penataan atau penempatannya dalam sebuah karya seni.
Interpretasi 
Interpretasi adalah tahapan penafsiran makna sebuah karya seni meliputi tema yang digarap, simbol yang dihadirkan dan masalah yang dihadirkan. Sifat penafsiran ini adalah terbuka, dipengaruhi oleh sudut pandang dan wawasan kritikusnya. Pada umumnya, semakin luas wawasan seorang kritikus semakin banyak pula penafsiran karya yang dikritisinya.
Evaluasi atau Penilaian 
Evaluasi atau penilaian ini merupakan tahapan yang menjadi ciri dari kritik karya seni. Evaluasi atau penilaian adalah tahapan dalam kritik guna menentukan kualitas suatu karya seni bila dibandingkan dengan karya lain yang sejenis. Perbandingan dilakukan terhadap berbagai aspek yang terkait dengan karya tersebut baik aspek formal atau aspek konteks.

MATERI INI DAPAT DIUNDUH DISINI
MATERI TENTANG MEDIA ALAT BAHAN DAN TEKNIK BERKARYA SENI RUPA 2D DAN 3 D DAPAT DIUNDUH DISINI

Comments

  1. Terimakasih ya, infonya bermanfaat.
    Oh ya, mau menambahkan informasi aja nih.
    Bagi yang membutuhkan Sewa AC Jakarta untuk berbagai keperluan seperti event misalnya, bisa coba hubungi kami dari Arthur Teknik ya. Dijamin profesional dalam pengerjaannya.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts